Senin, 14 Mei 2012

menilai secara adil

Menilai Secara Adil

Menilai secara adil adalah salah satu bentuk tersendiri yang sulit untuk ditempuh. Sering kali ketika kita telah membenci seseorang, kita tidak mampu adil dalam menilai. Terlalu banyak distorsi yang terjadi saat kita menilai orang yang kita benci.
Dalam pergaulan, saya bertemu dengan orang-orang yang membenci orang lain. Di mata mereka, setelah datangnya kebencian maka hal-hal yang terbaik yang tercetus dari mereka-mereka yang dibenci pun tidak dianggap, malah dikategorikan sebagai salah satu kemunafikan. Mereka yang dibenci adalah orang-orang yang memang terlahir untuk salah.
Begitu pula sebaliknya. Ketika kita mencintai seseorang, maka kita memandang segala hal dengan sebelah mata. Mata seseorang yang sedang jatuh cinta sering kali buta, tidak mampu menilai letak kesalahan seseorang. Hal yang seharusnya salah dibenarkan dan yang memang benar lantas diagungkan.
Selanjutnya, manusia sering kali bingung dalam menilai secara adil bila itu berkaitan dengan dirinya. Ego manusia bekerja bagaimana dia tetap survive terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Karenanya tidak jarang kita melihat orang yang masih saja membenarkan segala kesalahan-kesalahan yang terjadi oleh pribadinya. Seringnya, kesalahan-kesalahan itu adalah bagian paling fatal yang seharusnya tidak diperbuat.
Tuhan pernah berkata. Kata-Nya pada suatu ketika, “Janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil.